Penulis: Dato' Sri Setia Amanah DRS. H. Nyat Kadir, Ketua LAM Batam
Inventarisasi
Like 0
Menjulang Melayu dalam Semangat Kebangsaan
Penulis Bobi - 3 years ago
"Kita punya modal besar untuk menjulang Melayu dalam semangat kebangsaan: karena pada mulanya kita adalah Melayu"
Lembaga Adat Melayu (LAM) merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan menggali, memelihara, melestarikan, membina, dan mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya Melayu. Dalam konteks Batam, adalah adat-istiadat dan Budaya Melayu Kepulauan Riau yang ada di Kota Batam. LAM senantiasa berupaya sekuat-dapat memperkaya dan memperkokoh jati diri masyarakat Melayu Kota Batam sebagai bagian dari khazanah kebudayaan Melayu Kepulauan Riau, bahkan Nasional.
Pada suatu ketika, masyarakat Batam adalah homogen. Dihuni oleh orang Melayu. Seirama dengan rentak pembangunan, Batam kemudian dihuni oleh masyarakat berbilang kaum alias heterogen. Dalam konteks masyarakat Batam yang heterogen itu, kebudayaan Melayu diharapkan menjadi paksi atau titik tumpu identitas daerah yang selaras dengan slogan, “di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung”.
Sebuah keniscayaan, kebudayaan Nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah. LAM berkewajiban menyumbangkan puncak-puncak kebudayaan Melayu yang ada di Batam dan Kepulauan Riau sebagai kontribusi dalam memajukan kebudayaan Nasional.
Lebih spesifik lagi, segala hal yang berkait-kelindan dengan adat-istiadat yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan dimaksud. Lebih jauh dari itu, LAM juga harus mampu memeran diri sebagai perekat kemajemukan budaya dari masyarakat berbilang kaum yang ada di Batam.
Artinya, dalam semangat kebangsaan, bermitra dengan pemerintah daerah, LAM memerankan diri sebagai penaung alias pelindung demi tumbuh dan berkembangnya berbagai kebudayaan beragam etnis yang ada di Batam. Sebuah tugas mulia yang tidak ringan, memang.
Menengok ke Belakang Cobalah kita buka lembaran sejarah. Sebelum Melayu didefinisikan menyempit sebagai etnis, Melayu dimaknai melebar sebagai bangsa. Seputar 3.000-1.500 tahun sebelum Masehi, nenek moyang bangsa Melayu eksodus besar-besaran dari dataran Yunan dan Azzam (India Belakang) dan bermukim di kawasan Nusantara. Mereka ini disebut para sejarawan sebagai Melayu Pertama atau Melayu Tua atau Proto-Melayu. Cicit-buyut dari Proto-Melayu yang tersisa sekarang ini kita sebut sebagai Orang Laut atau Suku Laut, Suku Akit, Bonai, Sakai, Talang Mamak, dan masih banyak lagi, yang didefinisikan secara salah dengan sebutan suku terasing (semestinya: Suku Asli).
Lalu, seputar tahun 300–150 sebelum Masehi, dari kawasan yang sama, terjadi lagi eksodus massal kedua ke kawasan Nusantara yang disebut deutro-Melayu atau Melayu Kedua atau Melayu Muda. Kelak, mereka ini diidentifikasi dan mengidentifikasi diri sebagai orang Jawa, Bugis, Batak, Minang, Sunda, dan sebagainya, bahkan di antaranya ada yang bersetia tetap menyebut dirinya Melayu.
Menengok ke Depan Nah, kita adalah Melayu: sebagai bangsa. Sebagai etnis: kita adalah Jawa, Sunda, Minang, Bugis, Batak, Banjar, Aceh, Jambi, Palembang, Melayu itu sendiri, dan seterusnya; yang kini menjadi Indonesia sebagai identitas kebangsaan. Beragam suku (dalam konteks etnis) yang semula bagian integral dari Melayu (sebagai identitas kolektif) ada di Batam dan Kepulauan Riau. Dari kawasan bernama Batam dan Kepulauan Riau inilah, LAM memikul tanggung-jawab sebagai peneraju: bagaimana agar adatistiadat dan budaya Melayu yang dipelihara, dijunjung, dimartabatkan, dan menjadi “air mandi” orang Melayu di kawasan ini sejak berabad-abad silam: dapat lestari dan berkembang. Menjadi identitas daerah. Memberikan kontribusi kepada kebudayaan Nasional. Bersama pemerintah daerah dan masyarakat Batam, LAM diamanahkan untuk itu!
Kita punya modal besar untuk menjulang Melayu dalam semangat kebangsaan: karena pada mulanya kita adalah Melayu. Masyarakat berbilang kaum alias beragam etnis yang ada di Batam dan Kepulauan Riau, sejatinya adalah Melayu. LAM diharapkan dapat menjadi perekat, selain tugas utamanya memajukan adatistiadat dan budaya Melayu itu sendiri. LAM memiliki tugas mulia membantu pemerintah memajukan kebudayaan sekaligus memupuk persatuan dan semangat kebangsaan. Dalam hal ini, LAM memerankan diri sebagai peneraju bagi lestarinya adat-istiadat dan budaya Melayu sekaligus sebagai payung bagi tumbuh dan berkembangnya budaya masyarakat berbilang kaum yang ada di Batam. (*)
Penulis: Dato' Sri Setia Amanah DRS. H. Nyat Kadir, Ketua LAM Batam
Penulis: Dato' Sri Setia Amanah DRS. H. Nyat Kadir, Ketua LAM Batam
Terbit: Harian Batam Pos Edisi Jumat 10 September 2021
Like 0
Artikel Terbaru

LAM Batam Gelar Pertemuan dengan Ormas
Bobi - 3 weeks ago
Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau Kota Batam menggelar pertemuan bersama sekitar 50 organisasi masyarakat (ormas) dan paguyuban dari berbagai daerah di Istana Besar Madani Gedung Nong Isa, kant...