Sekretaris Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kepulauan Riau (Kepri), Aswandi Syahri, dalam tulisannya Dua Versi Gurindam Dua Belas (2019) menjelaskan perjalanan panjang Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang bertahan dan relevan dari zaman ke zaman hingga lebih dari 175 tahun lamanya.
Gurindam Dua Belas yang sampai kepada khalayak luas lewat buku dan tulisan dari Sutan Takdir Alisyahbana, Madong Lubis, Sabaruddin Ahmad, Zuber Usman, Abdul Hadi WM, dan lain sebagainya ini, pada masa awalnya dipublikasikan pertama oleh seorang Belanda, Elisa Netscher. Terbit di Batavia (Jakarta) Tahun 1854 atau delapan tahun setelah manuskrip ini diselesaikan oleh Raja Ali Haji yang saat itu berusia 37 tahun.
Selengkapnya, silakan layari Tulisan Aswandi Syahri: Dua Versi Gurindam Dua Belas (2019) terbit di laman jantungmelayu.com